Selasa, 20 April 2010

Perkembangan Sosial Remaja Awal (Sebuah Pembandingan Teori-Teori Psikologi)

A. Latar Belakang
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang unik dan “penuh warna” dalam perjalanannya. Segala tindakan atau apresiasi remaja sangatlah beragam dan sulit untuk ditebak. Hasil dari tindakan remaja terkadang tidak “normal” untuk diartikan secara kasat mata. Disatu sisi para remaja melakukan tindakan-tindakan di luar batas kewajaran norma dan budaya di lingkungannya, misalnya: berkelahi/tawuran, mabuk, liar atau tidak bisa diatur, tidak menghargai orang tua dan sopan santun, dan sebagainya.

Namun, disisi lain para remaja mampu memberikan prestasi, buah dari usaha yang biasanya dianggap tidak berarti di mata orang dewasa. Misalnya, begadang demi berlatih gitar, lupa belajar karena bermain bola, ataupun seharian di depan komputer. Kehidupan remaja yang tidak lazim tersebut, ternyata mempunyai makna bagi diri yang menjalankannya dan bukanlah hal yang sia-sia seperti anggapan orang kebanyakan. Tidak jarang dalam sebuah perjalanan kehidupan, sukses atau tidaknya manusia ditentukan oleh kondisi pada saat remajanya.

Perkembangan remaja menjadi sangat penting untuk dipelajari. Dengan memahami remaja secara psikologis membuat persepsi yang kabur terhadap remaja menjadi terjelaskan. Semua hal yang terjadi pada remaja bukanlah keinginan yang secara independent dilakukannya atau semau gue. Namun, merupakan reaksi dari rangsangan psikologis yang dipengaruhi perkembangan remaja secara fisik dan mental. Hal tersebut masih ditunjang dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitar remaja tersebut, apakah sesuai dengan keinginan remaja? Ataukah terlalu mengekang? Ditinjau dari sudut kronologis pada suatu pembatasan yang relatif fleksibel, masa remaja ini terjadi sekitar umur 12 – 20 tahun (Rifai, 1984:1). Jelas periode ini merupakan masa pertumbuhan yang cepat, dan ini harus dialami para remaja.

Salah satu bagian terpenting dari perkembangan remaja adalah perkembangan dalam kehidupan sosial. Memang perkembangan fisik tidak dapat dilepaskan, tetapi kebanyakan kasus remaja terjadi dikarenakan kurang sempurnanya proses perkembangan sosialnya. Permasalahan dalam perkembangan sosial remaja dikarenakan para remaja belum mampu menjalankan tugas perkembangan sosialnya. Tugas perkembangan sosial remaja adalah tugas yang khas dimiliki para remaja. Para remaja, disadari atau tidak merasa harus memenuhi tugasnya tersebut, tetapi di satu sisi tantangan remaja untuk memenuhi tugas tersebut sangatlah berat. Pertanyaannya adalah bagaimana korelasi antara tugas perkembangan sosial remaja dengan kenyataan remaja sebenarnya?

B. Remaja dan Tugas Perkembangannya
Siapa Remaja itu?
Stanley Hall berpendapat bahwa “Masa remaja adalah masa ‘stress and strain’ (masa kegoncangan dan kebimbangan). Akibatnya para pemuda-pemudi melakukan penolakan-penolakan pada kebiasaan di rumah, sekolah dan mengasingkan diri dari kehidupan umum, membentuk kelompok hanya untuk ‘gangnya’. Mereka bersifat sentimentil, mudah terguncang dan bingung. Mereka menganggap dunia sudah berubah, mereka”
Mereka adalah pemuda pemudi yang berada pada masa perkembangan yang disebut masa “adolesensi” (masa remaja menuju kedewasaan). Masa ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, di mana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum dapat disebut orang dewasa. (Rifai, 1984:1)

Dari deskripsi Rifai di atas, jelas ada kata-kata yang membingungkan yaitu “…tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi belum dapat disebut orang dewasa”. Pengertian tersebut mengartikan remaja sebagai bagian antara anak kecil dan orang dewasa, atau pengertian lebih ekstrim yaitu bukan anak kecil dan bukan orang dewasa. Membingungkan? Namun, itulah yang dirasakan para remaja.

Untuk mengatasi kebingungannya, secara alami remaja akan belajar (learning) mengenai lingkungan di mana dia berada, bagaimana tanggapan orang terhadapnya dan yang terpenting remaja akan mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus diembannya. Seperti yang kembali diungkapkan Melly Sri Sulastri Rifai dalam bukunya Psikologi Perkembangan Remaja “Masa adolensi ini disebut juga masa ‘physiological learning’ dan ‘social learning’, hal ini berarti pada masa ini pemuda pemudi remaja sedang mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan sosial.”

Dalam pematangan fisik, remaja mengalami proses perubahan struktur dan fungsi jasmaniah mengarah pada kedewasaan fisik. Dalam pematangan sosial remaja menghadapi proses belajar mengadakan penyesuaian diri pada kehidupan sosial orang dewasa secara tepat. Hal ini berarti pula, bahwa remaja harus belajar pola-pola tingkah laku sosial yang dilakukan orang dewasa dalam lingkungan di mana mereka hidup.

Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


Dalam proses pematangan atau proses belajarnya, remaja kemudian menyadari bahwa dirinya mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah “tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.” (Hurlock, 1991: 9)

Lambat atau cepat remaja akan menyadari bahwa mereka diharapkan menguasai tugas-tugas tertentu. Setiap remaja juga menjadi sadar bahwa dirinya terlalu cepat, terlambat atau tepat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Kesadaran inilah yang mempengaruhi sikap dan perilaku mereka sendiri, demikian pula sikap orang lain terhadap mereka.

Tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna. Pertama, sebagai penunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan akhirnya, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya. (Hurlock, 1991:9)

Robert Y. Havighurst dalam bukunya Human Development and Education menyebutkan sepuluh tugas perkembangan remaja, yaitu:

1. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun jenis kelamin lain.
2. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing.
3. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif-efektifnya dengan perasaan puas.
4. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kebebasan ekonomi. Ia merasa sanggup untuk hidup berdasarkan usaha sendiri.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan.
7. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.
9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggung jawabkan.
10. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman-pedoman dalam tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidupnya.

Tugas perkembangan remaja juga sangat terkait dengan ciri-ciri remaja yang khas. Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Remaja dan Pola Rekreasinya, para remaja mempunyai ciri-ciri tertentu, baik yang bersifat spirirual maupun badaniah, yaitu:

1.Perkembangan fisik yang pesat.
2.Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang dianggap lebih matang pribadinya. Kadang-kadang diharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat menganggap remaja sudah dewasa.
3.Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa.
4.Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomis, maupun politis, dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah.
5.Adanya perkembangan tahap intelektualitas untuk mendapatkan identitas diri.
6.Menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan atau keinginannya, yang tidak selalu sama dengan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa.

Dari deskripsi ciri-ciri si atas terlihat bahwa semua ciri-ciri remaja juga terdapat dalam tugas perkembangan. Jadi dapat disimpulkan tugas perkembangan sosial remaja merupakan sesuatu yang khas (ciri-ciri) pada diri remaja dan harus dipahami kekhasannya itu.

M.S.Mitchel Vinco
(Dalam Kuliah Psikologi Remaja)

Tidak ada komentar: