Sabtu, 04 Desember 2010

REVOLUSI INDONESIA DALAM MEMPEROLEH KEMERDEKAAN (II)

"...nyabung lagi ni, dari tulisan sebelumnya..."

B. Situasi di Sekitar Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Setelah mendapat kemenangan terus-menerus sejak Jepang menyerang Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941 dan merebut wilayah dari Burma sampai Pasifik Barat Daya, Jepang menderita kekalahan besar yang pertama dalam pertempuran Laut di dekat Pulau Midway pada bulan juni 1942. Jepang terus-menerus mengalami kemunduran sejak mulai direbutnya Pulau Guadalcanal di Kepulauan Solomon oleh Sekutu, sampai jatuhnya Pulau Saipan. Jatuhnya Pulau Saipan merupakan suatu kekalahan yang sangat besar bagi Jepang, karena Pulau ini sangat strategis letaknya dan merupakan pusat pertahanan depan kepulauan Jepang. Jatuhnya Saipan menyebabkan krisis politik di Jepang yang menjatuh kabinet Tojo dan diangkatnya Jendral Koiso menjadi Perdana Menteri.
Sementara itu keadaan di Indonesia telah menjadi sangat sulit. Tindakan-tindakan pemerintah militer Jepang, pengerahan romusha, ditambah lagi dengan panen yang gagal pada tahun itu, menyebabkan rakyat semakin menderita, sedangkan jumlah padi yang harus diserahkan kepada pemerintah Jepang tidak dikurangi. Keadaan dalam negeri yang semakin memburuk, menyebabkan harga makanan naik, sedangkan beras saja sangat sulit didapat. Seperti yang diungkapkan Aboe Bakar Loebis dalam bukunya Kilas Balik Revolusi : 

Dengan meningkatnya harga bahan makanan, sedangkan biaya pemondokan tidak dinaikkan, maka kualitas makanan yang disediakan makin lama makin buruk, sehingga hampir tidak dapat dimakan. Ketika pemerintah pendudukan Jepang menganjurkan supaya rakyat makan bekicot sebagai pengganti daging, di asramapun disajikan masakan bekicot ( Loebis, 1992 : 58 )

Minggu, 31 Oktober 2010

REVOLUSI INDONESIA DALAM MEMPEROLEH KEMERDEKAAN ( I )

"Tulisan pertama saat kuliah, idealisme tertuangkan 'tuk pertama kali"

Latar belakang
Revolusi adalah sebuah perubahan dalam kurun waktu yang singkat dan terjadi dengan proses yang cepat. Revolusi merupakan gambaran dari keinginan terbesar individu maupun kelompok, dalam konteks ini adalah bangsa, untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan gerakan revolusi itu sendiri. Oleh karena itu, sebuah pergerakan revolusi selalu diwarnai dengan pertentangan, perpecahan, yang kemudian mengarah kepada kekerasan. Hal tersebut dikarenakan tidak semua pihak siap menerima perubahan yang sedemikian cepat, dan tentu akan mempengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan.
“ Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan “ ( Pembukaan UUD 1945 ) Oleh sebab itu, keinginan untuk merdekanya sebuah bangsa tidak dapat ditunda-tunda, terlebih lagi oleh negara yang ingin memperoleh kemerdekaannya itu.  Tetapi dalam kenyataanya, dalam memperoleh kemerdekaan tidak hanya hasil dari keputusan satu pihak. Untuk memperoleh kemerdekaan secara sah, suatu negara yang ingin merdeka haruslah mendapat pengakuan de yure dari negara-negara lain di dunia, karena pengakuan secara de facto belumlah cukup. Tidak jarang dalam usaha merebut kemerdekaan, sebuah negara harus berjuang secara fisik untuk mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Namun, tidak sedikit pula yang menggunakan jalur diplomatis, selain juga berjuang secara fisik.

Jumat, 24 September 2010

HISTORIOGRAFI ASIA SELATAN DAN ASIA TENGGARA (Bagian II)

"...masih dari kuliah Metodologi Penelitian Sejarah, kelas (alm) Prof. Dr. P.J. Suwarno, S.H."


2. Historiografi Modern
Historiografi modern di Eropa tumbuh bersamaan dengan ekspansi kegiatan orang-orang Eropa di Asia. Tetapi karena kegiatan orang-orang Eropa di Asia antara abad ke-16 dan ke-17 hanya di daerah pinggiran saja dan karena perubahan sikap tradisional orang-orang Eropa sendiri terhadap sifat dan penggunaan sejarah sangat lambat, maka tidak ada pengaruhnya pada historiografi Asia Selatan dan Asia Tenggara pada masa tersebut. Baru pada paruh kedua abad ke-19, ketika ilmu pengetahuan dan kebudayaan Barat secara sadar diajarkan dan dipelajari, mula-mula di Asia selatan dan kemudian di beberapa tempat di Asia Tenggara, maka wilayah-wilayah itu pun terpengaruh oleh metode-metode sejarah Barat. Namun apa yang diperkenalkan secara luas sekarang adalah teknik-teknik tradisional dari akhir abad ke-18 dan awal abad ke -19, umpamanya metode filologis dari William Jones dan penulisan sejarah dari James Mill, Mountstuart Elphinstone, dan Vincent Smith. Ada suatu perbedaan waktu dalam perkembangan metodologis ini, dan dalam awal abad ke-20 teknik-teknik tradional tersebut masih dianggap tinggi dan jitu untuk ditiru. Perkembangan menuju sejarah “ilmiah” dan pertumbuhan ilmu-ilmu sosial di Eropa dan Amerika hampir tidak diketahui sampai sesudah perang Dunia kedua. Pemakaian teknik-teknik historiografi Barat pertama-tama digunakan untuk mempelajari India dan Sri Lanka, tetapi kemudian orang-orang Belanda menggunakanya juga untuk mempelajari Indonesia, dan orang-orang Perancis, sekalipun yang paling akhir dalam deretan ini, segera pula menggunakannya untuk mempelajari Indocina.

HISTORIOGRAFI ASIA SELATAN DAN ASIA TENGGARA (Bagian I)

".... dalam sebuah kuliah Metodologi Penelitian Sejarah, di kelas (alm) Prof. Dr. P.J. Suwarno, S.H."

LATAR BELAKANG
Seperti halnya di tempat-tempat lain, perkembangan historiografi Asia Selatan dan Asia Tenggara selalu berhubungan erat dengan sumber-sumber kesusastraan (literaty). Namun, sebelum abad ke-20 sumber-sumber yang terpenting adalah pelbagai agama yang selama enam abad memisahkan suatu wilayah dan menyatukan wilayah lainnya. Untuk kemudahan tinjauan mengenai ikhtisar tradisi historiografi ini, kita dapat membedakan lima wilayah yang mempunyai agama dan pengalaman baca tulis yang berbeda.
Antara agama Hindu yang dianut oleh rakyat banyak di India dan agama Buddha Theravada yang tersebar di Muangthai, Birma dan Sri Lanka, tidak terdapat banyak persamaan. Kedua daerah tersebut berbeda pula dengan wilayah ketiga, yaitu daerah penyebaran agama Islam dengan pusat-pusatnya di Pakistan dan India serta masyarakat di Indonesia, Malaysia dan Filipina Selatan. Wilayah yang keempat dan kelima yaitu, Vietnam dimana terdapat suatu bentuk tertentu dari agama dan Budaya Tiongkok, dan masyarakat yang sebagian besar menganut agama Kristen di Filipina. Dalam wilayah tersebut dapat terlihat perbedaan dan tanggapan mengenai sejarah.

Kamis, 13 Mei 2010

MESIR KUNO SEBUAH PERADABAN DUNIA

A.Sejarah Dibalik Kejayaan Peradaban Mesir Kuno
Awalnya Mesir kuno terdiri dari dua daerah terisolasi yang dilalui Sungai Nil yaitu Mesir hulu atau Mesir atas yang terletak di bagian Selatan dan Mesir hilir atau Mesir bawah yang terletak di bagian Utara. Kondisi geografis kedua daerah inipun berbeda, Mesir hilir terletak bagian hilir Sungai Nil dimana terdapat tanah berawa-rawa subur dan Delta Sungai Nil yang subur pula, sedangkan Mesir hulu terletak di suatu pita sempit yang memanjang lebih dari 1000 km di tepi kedua Sungai Nil antara dua gurun pasir yang suka “mencaploknya”.

Kamis, 22 April 2010

Penemuan Australia: Pelayaran Belanda - Inggris

Pelayaran Belanda

Sebab-sebab kedatangan orang Belanda ke dunia timur sebagai penjelajah, pedagang dan penjajah hingga akhirnya menemukan benua Australia, dapat dihubungkan dengan kejadian-kejadian penting di Eropa pada waktu itu. Diawali dengan reformasi yang dasarnya adalah masalah keagamaan, tetapi kemudian melahirkan akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi di bidang politik, perdagangan dan kepentingan-kepentingan kemanusiaan lainnya.

Dalam bidang politik, yang juga bermotifkan agama, Belanda dan Spanyol terlibat dalam perang mereka yang terkenal yaitu Perang 80 Tahun (1568-1648). Perang ini muncul karena Belanda yang pro paham reformasi, tidak mau mengikuti dan tunduk lagi di bawah Kerajaan Spanyol (Philip II).

Selama berlangsungnya perang, pelaut-pelaut Belanda dengan kapal yang banyak dan awak yang gagah berani, mengambil peran yang besar dalam perdagangan di Eropa. Peran para pelaut Belanda ini adalah mendistribusikan barang dagangan dari Lisabon ke seluruh Eropa. Lisabon merupakan pelabuhan terbesar yang ada di Eropa, dimana barang-barang dari Asia, terutama rempah-rempah dari Indonesia, diperdagangkan. Keuntungan dagang inilah yang menjadi modal dalam perang melawan Spanyol.

Bencana bagi Bangsa Belanda justru terjadi ketika Portugal berhasil disatukan di bawah kekuasaan Spanyol. Pelabuhan Lisabon pun ditutup bagi kapal-kapal Belanda, atas perintah Raja Philip II. Bencana tersebut justru kelak memberi keuntungan bagi Belanda. Dengan ditutpnya Lisabon, maka Belanda berusaha sendiri untuk menemukan jalan sendiri ke Indonesia, sebuah wilayah kaya rempah-rempah.

Selasa, 20 April 2010

Perkembangan Sosial Remaja Awal (Sebuah Pembandingan Teori-Teori Psikologi)

A. Latar Belakang
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang unik dan “penuh warna” dalam perjalanannya. Segala tindakan atau apresiasi remaja sangatlah beragam dan sulit untuk ditebak. Hasil dari tindakan remaja terkadang tidak “normal” untuk diartikan secara kasat mata. Disatu sisi para remaja melakukan tindakan-tindakan di luar batas kewajaran norma dan budaya di lingkungannya, misalnya: berkelahi/tawuran, mabuk, liar atau tidak bisa diatur, tidak menghargai orang tua dan sopan santun, dan sebagainya.

Namun, disisi lain para remaja mampu memberikan prestasi, buah dari usaha yang biasanya dianggap tidak berarti di mata orang dewasa. Misalnya, begadang demi berlatih gitar, lupa belajar karena bermain bola, ataupun seharian di depan komputer. Kehidupan remaja yang tidak lazim tersebut, ternyata mempunyai makna bagi diri yang menjalankannya dan bukanlah hal yang sia-sia seperti anggapan orang kebanyakan. Tidak jarang dalam sebuah perjalanan kehidupan, sukses atau tidaknya manusia ditentukan oleh kondisi pada saat remajanya.

Selasa, 16 Februari 2010

American Dreams: Ketika Amerika Serikat Bermimpi (Bagian II)

(Sambungan dari artikel American Dreams:...(Bagian I)

3. Wilson, Perang Dunia I hingga New Deal

Pada tanggal 22 Januari 1917 pemerintah Jerman mengumumkan perang kapal selam tak terbatas akan dilanjutkan kembali. Ketika lima kapal Amerika tenggelam di bulan April, Wilson langsung meminta konggres untuk menyatakan perang. Segera saja pemerintah memobilisasi kekuatan militer, industri, tenaga kerja dan pertanian. Di bulan Oktober 1918 sebanyak 1.750.000 tentara Amerika disebar ke Perancis.
Presiden Wilson berperan besar membuat perang berakhir lebih cepat dengan mendefinisikan tujuan perang sekutu.

Empat belas pokok pikiran Wilson yang terkenal diserahkan kepada senat pada bulan Januari 1918. Empat belas pokok pikiran ini menjadi sendi utama perjanjian perdamaian yang digagas Wilson – pembentukan sebuah asosiasi bangsa-bangsa yang mengupayakan “jaminan bersama terhadap kemerdekaan politik dan keutuhan wilayah untuk semua negara, baik yang besar maupun kecil”
Pada akhirnya hanya sedikit yang tersisa dari usulan Wilson bagi perdamaian abadi kecuali Liga Bangsa bangsa itu sendiri dan sang Presiden harus menanggung ironi terakhir dengan melihat bangsanya sendiri secara angkuh menolak keanggotaan di Liga ini.

****

Pada bulan oktober 1929 pasar saham hancur dan 40 persen nilai saham hilang. Inti masalah adalah perbedaan yang besar antara kapasitas produksi Negara dan kemakmuran rakyat untuk mengkonsumsinya. Penemuan-penemuan besar teknik produksi selama dan setelah perang meningkatkan hasil produksi industri di atas daya beli petani dan pekerja rendah di Amerika. Simpanan orang-orang kaya dan kelas menengah sudah sedemikian banyak dan tidak hanya sekedar main aman lagi, kekayaan orang-orang kaya dan kelas menengah dialihkan kepada spekulasi gila-gilaan di saham atau real estat. Karena jatuhnya pasar saham hanyalah struktur spekulasi yang lemah dan ambruk.

Di tahun 1933, presiden baru Franklin Roosevelt mendatangkan rasa percaya diri dan optimisme. Hal ini dengan cepat menggalang rakyat untuk mendukung programnya yang dikenal dengan nama New Deal (janji baru). Dalam pelantikannya Roosevelt mengatakan “Satu-satunya yang harus ditakuti adalah ketakutan kita sendiri”. Prinsi New Deal ini adalah meninggalkan ekonomi bebas atau liberal dan beralih ke sistem perekonomian terpimpin oleh untuk mengatur dan kekacauan ekonomi. Program New Deal meliputi 3R yaitu:

1. Relief : ditujukan untuk golongan bawah. Prinsipnya untuk membantu orang yang sedang menderita agar tetap bisa bertahan hidup. Realisasinya antara lain melalui program padat karya, dimana rakyat dilibatkan dalam pembangunan Tennessee, Vailly Autorty.
2. Recovery : merupakan program mendorong industri ketingkat semula. Realisasinya
a. Pemerintah memberikan pinjaman agar perusahaan tidak tutup dan dapat menyerap tenaga kerja.
b. Menaikan harga dalam negeri, diadakannya devaliasi agar rakyat dapat menjangkau harga barang, diluar negeri dijaga harganya agar tidak anjlok.
c. Dikeluarkannya $ 2 juta dollar untuk menstabilkan harga.
3. Reform : merupakan perbaikan dalam sistem dimana pemerintah mengeluarkan uu jaminan sosial, realisasinya, emperhatikan usia pension, memberikan jaminan hari tua.

Bukti-bukti keberhasilan program New Deal :
1. mengurangi jumlah pengangguran dengan cara membuat proyek-proyek menyerap tenaga kerja.
2. harga barang dinaikan agar perusahaan-perusahaan tidak tutup dan memberikan pekerjaan bagi orang lain.
3. menyusun UU untuk menjamin buruh, dengan menentukan upah minimum, menentukan 40 jam sebagi maksimum jam kerja seminggu, majikan harus mengakui dan menerima wakil-wakil buruh.
Meskipun New Deal berhasil dalam program-programnya untuk mengatasi depresi hebat di Amerika walupun New Deal mendapatkan kritikan tentang program-program dari New Deal tersebut. Namun presiden Roosevelt bersikeras bahwa langkah-langkahnya untuk menyehatkan ekonomi Amerika akan memperkuat kemerdekaan dan demokrasi. Sehingga program-program dari Roosevelt menjadi mimpi Amerika. Dalam pidatonya di radio pada tahun 1938, Roosevelt mengingatkan rakyat Amerika bahwa:

“Demokrasi telah lenyap di sejumlah Negara besar, bukan karena orang-orang di sana benci demokrasi, tetapi karena mereka bosan dengan tingkat pengangguran dan tiada jaminan, bosan melihat anak-anak mereka kelaparan, sementara mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena pemerintah mereka kebingungan dan karena lemah salam memimpin... akhirnya di tengah kepitus asaan, mereka memilih untuk mengorbankan kemerdekaan mereka demi mendapatkan makanan. Kita di Amerika tahu betul bahwa institusi demokrasi kita bisa dijaga dan berhasil. Namun untuk menjaganya kita perlu…membuktikan bahwa langkah praktis pemerintah yang demokratis setara dengan tugas untuk melndungi keamanan rakyat…rakyat Amerika semua sepakat menjaga kemerdekaan, apapun resikonya, dan langkah pertama pertahanan itu terletak pada perlindungan keamanan ekonomi”

D. Contemporer Dreams

Masa yang disebut Contemporer Dreams, ingin dibatasi menyangkut mulainya Amerika Serikat memasuki dan konsentrasi pada politik luar negeri. Sekaligus juag memberi batasan jelas antara past dream, yang orientasinya adalah America for American. Dimasa contemporer ini didorong oleh American Dreams yang berbunyi: “cahaya untuk negara-negara”. Maka Amerika Serikat aktif memasuki kancah pertarungan dunia internasional.

1. Perang Dunia II dan Four Freedom
Sebelum Roosevelt terpilih menjadi presiden untuk kedua kalinya, program barunya tertutup oleh bahaya baru yang tidak disadari oleh rakyat Amerika. Ekspansi rezim totaliter Jepang, Italia dan Jerman tahun 1931.

Saat Jepang, Jerman dan Italia melakukan agresi secara besar-besaran rakyat Amerika cemas terkena sentiment menutup diri. Amerika masih kecewa dengan kegagalan perjuagan demokrasi di perang dunia I., mengumumkan bahwa Negara-negara yang terlibat dalam konflik tidak bisa meminta bantuan. Tujuannya ialah mencegah apapun caranya, keterlibatan Amerika dalam perang yang bukan perang Amerika.

Sentimen mengisolasi diri Amerika mekin menguat ketika Nazi menyerang Polandia tahun 1939 dan perang dunia II pecah, sekalipun rakyat Amerika sama sekali tidak netral tentang peristiwa tersebut. Sentimen publik jelas tertuju kepada korban agresi militer Hitler dan mendukung kekuatan sekutu yang menentang ekspansi Jerman. Sikap menjauhkan Amerika dari keterlibatan perang akhirnya atal sesudah Jepang menyerang pangkalan militernya di Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941. bersama inggris dan Negara sekutu lainya, menggalang kekuatan untuk menghancurkan kekuatan fascist.

Pada tahun 1940 Franklin. D. Roosevelt terpilih menjadi presiden Amerika ke tiga. Secara terang-terangan ia memusuhi facist dalam perang dunia II serta menjalankan kontrak bersama sekutu. Pada tanggal 14 Agustus 1941 bersama mentri inggris Winston Churchill, ia menulis deklarasi 8 pasal sebagai program perdamaian yang lebih dikenal dengan piagam Atlantik. Dalam program ini dicantumkan hak rakyat menentukan nasib sendiri, jaminan perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan. Program ini disebut “The Four Freedom” yang disampaikan oleh Franklin. D. Roosevelt.

Hal-hal yang mendasar yang diharapkan rakyat dari sistem ekonomi dan politik mereka yaitu :
1. Kebebasan berbicara dan berpendapat di mana pun di dunia
2. Kebebasan setiap orang untuk beribadat kepada Allah dengan caranya sendiri di mana pun di dunia.
3. Bebas dari kekurangan, yang, kalau diterjemahkan dalam istilah yang lebih umum, berarti berkaitan dengan pengertian ekonomi yang akan menjamin bahwa setiap negara mempunyai kehidupan masa damai yang sehat bagi rakyatnya di mana pun di dunia
4. Bebas dari rasa takut - yang, kalau diterjemahkan dalam peristilahan umum, berarti pengurangan persenjataan di seluruh dunia sampai ke suatu tingkat tertentu dan dengan cara yang seksama sehingga tidak ada suatu bangsa yang sanggup melakukan tindakan agresif fisik terhadap negara tetangganya di mana pun di dunia

2. Perang Dingin
Pada masa ini Amerika lebih berorientasi kepada poitik luar negeri Amerika. Setelah perang dunia II Amerika mendominasi masalah-masalah global selama bertahun-tahun. Para pemimpin Amerika ingin mempertahankan struktur demokrasi yang telah mereka bela dengan dengan penuh pengorbanan dan membagi kemakmuran seluas mungkin. Masyarakat Amerika mendukung peningkatan kewenangan pemerintah dan menerima rancangan Negara yang sejahtera, menciptakan tingkat kekayaan baru di Amerika.

Setelah perang dunia II, Uni Soviet dan Amerika terjadi permusuhan akibat dari adanya perbedaan pandangan tentang ideologi antar kedua Negara tersebut, sehingga pertentangan antara kedua Negara tersebut disebut juga dengan perang dingin. Amerika berharap bisa menciptakan stabilitas agar rekonstruksi damai bisa dilaksanakan. Amerika menempatkan posisinya sebagai pendukung utama peradagangan bebas dan ingin menghapus hambatan perdagan.

Amerika juga menciptakan pasar bagi pertanian dan industri Amerika. Pengurangan hambatan dagang dapat diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik dalam maupun luar negri, serta mendukung stabilitas sekutu Amerika, dengan kata lain Amerika berusaha meyakinkan Eropa untuk bangkit dari depresi hebat (1929-1940) Amerika mendukung eropa dengan cara melakukan eksport agar perumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di Eropa cepat pulih.

Uni Soviet mempuyai agenda sendiri. Tradisi lama Rusia akan pemerintahan yang terpusat dan otokrasi berlawanan dengan penekanan America yang demokrasi. Setelah membaliknya ancaman Hitler, Uni Soviet bertekad untuk bangkit. Dan kini Uni Soviet menuntut danya tapal batas yang dapat dipertahankan dan rezim yang bersimpati dengan cita-cita mereka di eropa timur. Namun Amerika telah menyatakan pemulihan kemerdekaan dan pemerintahan sendiri di polandia, cekoslowakia, dan Negara-negara lain di eropa tengah dan timur sebagai salah satu tujuan perang mereka.

Kemudian Amerika membuat peryataan yang dikenal dengan doktrin Truman, ia menyatakan “ Saya percaya bahwa harus menjadi kebijakan Amerika untuk membantu rakyat merdeka yang menentang penindasan yang dilakukan oleh kaum minoritas bersenjata atau oleh pihak asing”. Akibat peryataanya mengakibatkan gelombang anti komunis diseluruh penjuru negeri. Berdasarkan asumsi bahwa “Uni Soviet berusaha keras untuk mengambil alih pemerintahan dimana saja yang memungkinkan”. dokumen tersebut mengikat Amerika untuk membantu sekutu di manapun di dunia yang terancam ancaman Soviet.

3. Kemunculan budaya tandingan hingga Amerika Serikat menjadi polisi dunia

Amerika telah melewati berbagai peperangan seperti: Perang Saudara, Perang Dunia I dan II. Kini dalam masa perang Dingin secara otomatis kancah perseteruan dilakukan di luar negeri. Di dalam negeri sendiri ternyata terjadi kejenuhan. Saat itulah muncul berbagai aliran tanda-tanda yang tampak dari budaya tandingan muncul di masyarakat Amerika pada akhir tahun 1960-1970-an. Rambut panjang dan jenggot tebal menjadi lazim. Jins biru dan kaos oblong menggantikan kemeja, jas dan dasi. Pemakaian obat-obatan terlarang meningkat dalam usaha untuk membebaskan pikiran dari tekanan-tekanan masa lalu. Musik Rock And Roll berkembang dalam berbagai fariasi. Hard rock menjadi poluler dan lagu-lagu berisi kritik poltik atau sosial menjadi umum. Budaya tandingan kaum muda mencapai puncaknya pada bulan agustus 1969 di woodstock.

Energi yang mendorong gerakan sipil dan menjadi katalisator budaya tandingan memancing gerakan lingkungan hidup pada pertengahan 1960-an. Gerakan ini banyak muncul setelah terbit buku karya Rachel Carson tahun 1962 berjudul Silent Spring, yang menunjukan banyaknya penggunaan pestisida kimia. Keprihatinan masyarakat terhadap lingkungan terus meningkat sekitar tahun 1960-an dengan banyaknya orang sadar akan polutan mengepung mereka.

Pada tanggal 22 April 1970 seluruh Amerika merayakan hari bumi. Namun banyak yang menolak usulan untuk membersihkan udaar dan air negara ini. Solusi tersebut akan memakan biaya yang besar. Pada tahun 1970 konggres mengajukan amandemen Undang-Undang udara bersih tahun 1967 untuk mengembangkan penyeragaman standart kualitas udara. Tahun 1970 lembaga perlindungan lingkungan hidup dibentuk sebagai agen federal independen untuk pengendalian pencemaran.

Pada tahun 1991 menjadi akhir dari pearng dingin. Ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet. Apa yang akan dilakukan Amerika? Masih adakah mimpinya? Amerika kemudian menjadi ”tanpa tanding”. Pada paruh pertama tahun 1990-an Amerika mulai menjadi polisi dunia. Hal itu tampak pada campur tangannya terhadap urusan dalam negri negara lain. Amerika Serikat ingin memperluas paham demokrasi-liberalnya yang dianggap sebagai pajam terbaik bagi seluruh negara.

Bagaimanapun sejarah panjang Amerika, ternyata Amerika Serikat tetap menjadi impian kebebasan bagi setiap orang. Apapun bisa dilakukan di Amerika. Tidak mengherankan Amerika banyak menampung para imigran, yang legal maupun yang datang secara ilegal. Semuanya mempunyai mimpi, American Dreams: The right to life, liberty and the pursuit of happiness. Apakah semua mimpi itu tercapai? Perjalanan sejarahlah yang dapat membuktikan.

M.S. Mitchel Vinco
(saat kuliah Sejarah Amerika)

Sabtu, 23 Januari 2010

American Dreams: Ketika Amerika Serikat Bermimpi (Bagian I)


Pada abad 21 sekarang ini, siapa yang tidak mengenal Amerika Serikat atau United State of America (USA)? Bahkan saat ini menjadi lazim, pemuda-pemudi dari seantero negeri menjalankan budayanya dengan kiblat ke Amerika bagian Utara tersebut. Lihat saja MTV (Music Television) yang sangat digemari anak muda Indonesia, atau acara lain seperti American Idol, Fear Factor dan acara dari negara Paman Sam tersebut. Jika ingin ditelaah, gaya busana casual atau santai seperti celana jeans dan kaos oblong merupakan gaya asli Amerika Serikat, yang berkembang di sekitar tahun 1960-1970. Apa yang tidak ”Amerika” saat ini?
Di satu sisi di negara yang mengakui penjunjung HAM ini juga terjadi beberapa peristiwa yang memilukan, gambaran sebuah kebebasan yang kebablasan. Masih hangat dalam memori kita peristiwa tewasnya mahasiswa program doktoral teknik sipil Universitas Virginia asal Indonesia, Partahi Lumbantoruan, 34 tahun di Virginia, USA. Sang penembak, Cho Seung-Hui adalah orang Korea, namun lahir dan beasr di Amerika Serikat. Betapa Kedigdayaan Amerika pun ada celahnya.
<span class="fullpost">
 

Amerika Serikat memang harus diakui telah menjadi salah satu ”raksasa” dunia dalam berbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, negeri yang menganut sistem kapitalisme ini, sudah memiliki pasar di berbagai belahan dunia. Dalam bidang pertahanan/militer, sudah tidak perlu diragukan lagi, sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat adalah jagoannya dari kecanggihan teknologi militer dan pasukan militer khususnya. Dalam bidang sosial, Amerika Serikat merupakan negara yang sangat makmur dan sejahtera, jaminan sosialnya jelas diatur hukum dan mendapat priorotas utama, demikian pula dengan pendidikan dan kesehatan.
Meskipun demikian, sebagai sebuah negara bangsa, Amerika memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang dan cukup menarik. Bila dalam pengertian kesadaran sejarah, bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan hasil dari masa lalu dan akan membentuk masa depan. Maka, perubahan yang sejati mengandaikan adanya sesuatu yang tetap sama, yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk mengukur perubahan. Dengan demikian dapat dipastikan, Amerika Serikat bila dikaji secara historis akan tampak nilai-nilai sejati dari bangsa ini. Nilai-nilai yang disatu saat menjadi mimpi atau angan-angan, tetapi di satu sisi mampu menjadi arah dan kompas dalam perjalanan Amerika Serikat. American Dreams demikianlah nilai-nilai tersebut dikenal.
Mengapa dreams? Mengapa bermimpi? Tidak jelas mengapa digunakan kata dreams. Namun, menurut kami hal tersebut merupakan ungkapan romantisme, agar mimpi tersebut dapat selalu dihayati dan selalu dikejar. Mimpi bukanlah sekedar ”bunga tidur” saja. Mimpi adalah tujuan, keinginan tertinggi setiap individu, dalam hal Amerika Serikat adalah mimpi sebuah bangsa. Bukankah “sesuatu yang mungkin merupakan sesuatu yang tidak mungkin  tapi belum terwujudkan”. Dan “ Masa depan adalah milik mereka yang percaya keindahan mimpinya “.
American Dreams mewarnai perjalanan sejarah Amerika Serikat hingga saat ini. Ketika masih menjadi koloni, perang kemerdekaan, perang dunia hingga Amerika Serikat menjadi polisi dunia. Walaupun dibatasi dengan batasan waktu yang panjang, American Dreams tetap menjadi mimpi rakyat Amerika Serikat. Mungkin hal tersebut yang membuat Amerika Serikat sebagai sebuah negara menjadi begitu kokoh pendiriannya. Apakah Indonesia harus mencoba untuk merumuskan mimpinya? Mimpi yang dihayati dan didambakan setiap insan dari penghuni Zamrud Khatulistiwa. Harus diakui, angan-angan tentang Indonesia yang ideal saat ini semakin sirna, ada yang melupakan, ada yang masih memegang teguh, ada pula yang ”amnesia”.
A. Pengertian American Dreams
Tidak banyak literatur yang memberi definisi American Dreams secara ilmiah. Namun, dalam wacana umum, American Dreams memang adanya. Setidaknya itulah yang tertulis di surat kabar cetak maupun elektronik. Pada kajian budaya juga tersirat apa itu American Dreams. Perlu dicatat memang tidak secara tersurat terdapat definisi American Dreams.
Demikianlah yang dapat ditemukan mengenai definisi American Dreams: American Dream, atau "mimpi orang Amerika" (dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, dream berarti bermimpi) dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memperdulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"), yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.
Prinsip dasar berkebangsaan Amerika adalah ”The right to life, liberty and the pursuit of happiness”. ”Life, liberty, and happiness” itulah tujuan buat apa Amerika didirikan. Untuk mencapai mimpi itu, seorang Amerika harus memiliki ”otonomi” (individual autonomy), kebebasan individual yang besar sehingga ia mampu bersaing di masyarakat. Dengan cara begitu, ia akan merasa aman dalam mengarungi kehidupan.
Pandangan berbeda tentang American Dreams diberikan sebagai berikut: “The American dream dengan segala materialisme, konsumtifisme, hedonisme, dan liberalisme-nya telah membius banyak orang, dan memicu terjadinya gelombang kaum imigran. Sebagian berhasil meraih impian itu, sebagian tidak.”
Kiranya beberapa pandangan di atas harus digunakan pada waktu yang tepat. Pada pembahasan ini akan dibahas American Dreams yang terdiri dari: past dream, nation dream dan contemporer dream. Past berasal dari bahasa Inggris yang berarti: telah lalu; telah lampau; dahulu; lalu. Past dream dapat berarti mimpi tentang masa lalu, dalam hal ini berarti mimpi orang-orang Amerika Serikat di masa lalu. Periodenya dapat disepakati sejak masa kolonisasi hingga awal Perang Dunia ke-2. Mengapa mengambil periode tersebut? Menurut kami periode sekitar abad 18 hingga akhir paruh abad ke 20 merupakan periode khas, yang mempunyai kesamaan dalam perjalanannya, namun berbeda dengan periode dewasa ini atau contemporer. Bagaimana persamaan dan perbedaannya?akan dibahas selanjutnya. Sebelumnya baiklah disepakati pula mengenai contemporer dream.
Contemporer berasal dari kata contemporary yang berarti: sewaktu; yang hidup dalam waktu yang sama. Contemporer dream dalam Americans dreams berarti mimpi tentang masa sekarang ini, atau mimpi orang-orang Amerika Serikat pada kurun waktu di ”dekat” mereka hidup. Periodenya bila mengikuti arti contemporer dapat disepakati paruh kedua abad 20 hingga sekarang. Berarti sekaligus juga dapat disambungkan dengan periode past dream yang berakhir pada akhir paruh pertama abad 20. Peristiwa terkait pada masa contemporer adalah Perang Dunia II, Perang Dingin, hingga Amerika Serikat saat ini yang menjadi negara adi daya.
B. Past Dreams dan Nation Dreams
Masa antara kolonisasi di Amerika Utara hingga Perang Dunia I, dapat ditarik benang merah, yaitu: usaha Amerika Serikat untuk menyelesaikan masalah-masalah di dalam negeri. Bagaimana perjalanan bangsa Amerika dalam mengatasi masalah-masalah dalam negerinya? Bagaimanakah wujud dari American Dreams dalam kurun waktu tersebut?
1.      Masa Kolonisasi hingga Independent of America 1776
Awal tahun 1600-an terjadi gelombang besar perpindahan dari Eropa ke Amerika utara, selama lebih dari tiga abad, gerakan perpindahan yang tadinya beratus-ratus menjadi berjuta-juta pendatang baru. Kemudian pada abad ke-17 terbentuklah sejumlah koloni di Amerika Utara, kolonisasi tersebut berawal dari keinginan sejumlah serikat dagang untuk menanamkan modal di Amerika Utara. Keinginan itu didukung oleh parlemen Inggris berupa wewenang kepada serikat dagang untuk menanamkan modal dan mendirikan koloni di Amerika. Adapun mimpi yang ingin dicapai yaitu mencari kehidupan yang lebih baik dari asal sebelumnya dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Realisasi mimpi yang dicapai didalam kehidupan koloni :
a)      Ekonomi
Sebagian besar tanah pertanian di Irlandia ditanami kentang sebagai makanan pokok. Namun pada tahun 1830-an terjadi gagal panen yang sangat besar sehingga terjadi kelaparan. Orang-orang Irlandia banyak yang meninggal karena terserang penyakit epidermis, sebagian yang hidup memilih meninggalkan negeri mereka dan pindah ke Amerika.
b)     Agama
.Pergolakan-pergolakan keagamaan terjadi di Inggris pada abad ke-16 dan ke-17, sekelompom pria dan wanita yang dinamakan kaum puritan berusaha merombak gereja dari dalam. Mereka ingin menuntut protestanisasi yang lebih menyeluruh terhadap bentuk ibadah agar menjadi lebih sederhana. Pemberontakan bermotif agama yang menjadi klimaks terjadi pada tahun 1641. beribu orang protestan dibantai dalam peristiwa tersebut. Kemudian pda masa pemerintahan Cromwel, beribu orang katolik Irlandia dibunuh. Siapa yang berkuasa berhak menentukan hidup dan mati seseorang yang menganut agama tertentu.
c)      Politik
Meskipun secara hukum orang-orang Irlandia bebas, namun mereka hidup seperti dalam keadaan terjajah di negerinya sendiri. Penguasa Inggris mengendalikan kehidupan politik mereka, dan para pendatang Inggris mendominasi perekonomian agraris setelah merampas semua tanah dan kemudian disewakan kepada petani Irlandia. Pada abad ke-18, kekuasaan orang-orang Inggris telah terlampau besar, mereka berkuasa untuk menjatuhkan hukuman kepada para petani yang melakukan perlawanan. Bahkan mereka berhak mengambil istri atau anak gadis petani untuk menemani mereka tidur.
Dengan demikian banyak emigran dari Eropa meninggalkan tanah air mereka karena melarikan diri dari penindasan politik, demi mencari kemerdekaan menjalankan ibadah atau untuk petualangan dan peruntungan yang lebih baik. Inilah American Dreams saat tumbuhnya koloni di Amerika Utara, yang menjadi cikal bakal Amerika Serikat.
###
Pemerintah Inggris membutuhkan lebih banyak uang guna memelihara imperium yang semakin bertumbuh. Maka pemerintah inggris menginginkan koloni-koloni  untuk membayar pajak. Pada tahun 1964 dikeluarkan undang- undang gula yang bertujuan untuk meningkatan pendapatan serta mengatur perdagangan. Dalam tahun yang sama parlemen juga mengesahkan undang- undang mata uang  untuk mencegah agar surat – surat kredit yang dikeluarkan tidak dijadikan alat pembayaran yang sah. Berhubung koloni-koloni yang merupakan daerah perdagangan yang defisit dan selalu kekurangan “uang keras,” peraturan itu menambahkan beban yang berat pada perekonomian koloni. Yang juga tak bisa diterima dari segi perdagangan ekonomi, adalah undang-undang Uang Kertas yang dikeluarkan pada tahun 1765 mengharuskan koloni-koloni menyediakan perumahan serta persediaan bagi pasukan-pasukan kerajaan.
Kemudian perang berlanjut dan pada akhirnya pihak koloni memperoleh kemenangan dan kemerdekaan. Deklarasi kemerdekaan pun segera diresmikan pada tanggal 4 Juli 1776 yang merupakan kelahiran sebuah negara baru dan kemudian akan menjadi kekuatan yang dinamis di seluruh dunia barat.
Apakah mimpi Amerika atau American Dreams pada masa perang kemerdekaan tersebut? Kiranya dapat dilihat dari isi Declaration of Independence :
“Kita anggap kebenaran-kebenaran ini hakiki adanya, ialah bahwa semua manusia diciptakan sederajat, bahwa oleh sang pencipta mereka dikaruniai hak-hak tertentu yang tak dapat dicabut, bahwa diantaranya adalah kehidupan, kemerdekaan, dan usaha mencari kebahagiaan. Bahwa untuk menjamin hak-hak ini, didirikan pemerintah diantara rakyat, dengan kekuasaannya yang adil yang diperoleh atas izin mereka yang diperintah; bahwa manakala bentuk pemerintahan yang bagaimanapun menjadi merusak bagi tujuan-tujuan ini, maka hak rakyat untuk mengubah atau menghapuskannya, dan untuk mendirikan suatu pemerintahan yang baru, yang dibangin atas dasar prinsip-prinsip sedemikian, dan kekuasaannya disusun dalam bentuk sedemikian, yang bagi mereka nampak paling mungkin mendatangkan keamanan dan kebahagiaan.”

2.      Dari Doktrin Monroe hingga Perang Saudara
Pada bulan Desember 1823 setelah mengetahui bahwa angkatan laut Inggris akan membela Amerika latin dari Persekutuan Suci dan Perancis. Presiden Monroe menggunakan kesempatannya pidato tahunannya ke konggres untuk menyatakan apa yang dikenal sebagai Doctrin Monroe, penolakam untuk mentolerir perluasan lebih lanjut dominasi Eropa di Amerika.
Tanah Amerika… mulai sekarang tidak boleh lagi dijadikan ajang kolonisasi oleh negara-negara Eropa. Kita harus menganggap setiap usaha mereka memperluas sistem politik di bagian manapun di benua ini sebagai bahaya bagi kedamaian dan keselamatan kita.
”Terhadap setiap koloni atau tanah jajahan penguasa Eropa yang ada, kita tidak dan tidak akan ikut campur. Tetapi pemerintah yang telah menyatakan kemerdekaan mereka dan mempertahankannya, serta yang kemerdekaannya kita … akui, langkah negara Eropa manapun yang bertujuan menindas, atau yang mengatur nasib mereka dengan cara yang lain, tidak bisa kita lihat dengan cara lain kecuali sebagai pernyataan permusuhan terhadap Amerika”.
Doctrin Monroe ini menyatakan semangat solidaritas dengan republik Amerika latin yang baru merdeka. Bangsa-bangsa ini pada gilirannya menghormati ikatan politik mereka dengan Amerika Serikat dengan melandaskan konstitusi baru mereka, dalam banyak hal, pada model Amerika Utara. Bangsa Amerika Serikat, semakin menegaskan cirnya yang liberal, bebas tidak terikat. Inilah American Dreams pada masa Monroe.
***
Pada tahun1786, George Washington menulis bahwa ia sepenuh hati menginginkan adannya rancangan agar perbudakan bisa diakhiri dengan cara yang tak tergesa-gesa, pasti, dan tak menimbulkan guncangan. Jefferson, Madison dan Monroe, semuanya dari Virginia menyatakan hal yang serupa. Namun harapan tersebut keliru karena selama generasi berikutnya, wilayah selatan bersatu padu mendukung lembaga perbudakan saat faktor ekonomi baru membuat perbudakan jauh lebih menguntungkan.
Faktor yang paling utama yang menimbulkan ini adalah meningkatnya perkembangan di bidang industri khususnya industri kapas. Orang Selatan yang marah melihat keuntungan besar yang didapat pelaku bisnis Utara, sebaliknya orang Utara menyatakan bahwa perbudakan merupakan penyebab utama terjadinya kemunduran di daerah tersebut. Padahal bagi orang Selatan perbudakan sangat penting untuk perekonomian mereka (pertanian kapas).
Abraham Lincoln sudah lama menganggap perbudakan sebagai suatu kejahatan. Dalam suatu pidatonya di Peoria, Illinois tahun 1854, ia menyatakan bahwa semua peraturan negara mesti disusun atas prinsip perbudakan harus dibatasi dan akhirnya dihapuskan. Pidato inilah yang menyebabkan Ia dikenal masyarakat luas. Abraham Lincoln juga melontarkan ucapan:
“Sebuah rumah yang terbelah tak akan bisa bertahan. Saya percaya bahwa pemerintahan ini tak bisa selamanya menganut setengah perbudakan dan setengah bebas. Saya tidak mengharapkan Union pecah – saya tak ingin rumah – tapi saya ingin perpecahan ini berhenti.”
Setelah perang saudara selesai Abraham Lincoln terpilih lagi untuk kedua kalinya sebagai presiden, dalam pidato pelantikannya yang kedua Lincoln menutupnya dengan kata-kata :
“…Janganlah menaruh dendam pada siapapun, berbuat baiklah kepada semua orang, yakinlah pada sesuatu yang benar, karena Tuhan telah memberikan kita pengelihatan untuk melihat kebenaran, marilah kita berjuang untuk menyelesaikan tugas kita, untuk mengobati luka bangsa: merawat mereka yang telah berjuang dalam pertempuran, dan menyantuni para janda dan anak yatim mereka… melakukan semua yang bisa kita raih dan menghargai kedamaian yang adil dan abadi di antara kita sendiri dan dengan semua bangsa”. American Dreams demikianlah yang terjadi pada masa Lincoln. Kebebasan untuk semua!
(Bersambung: American Dream II)
M.S. Mitchel Vinco
Sejarawan, Pendidik, Budayawan
</span>
 

Senin, 11 Januari 2010

Memandang Kuba dalam Demokrasi

Setelah kekalahan Spanyol dari Amerika Serikat dalam perang tahun 1898, Kuba berada di bawah pengaruh Amerika Serikat. Kuba diberi kemerdekaan tahun 1902 setelah menerima apa yang disebut Amandemen Platt sebagai bagian dari konstitusi militer Amerika Serikat di Kuba (Guantanamo adalah pangkalan Amerika Serikat hingga sekarang). Amandemen tersebut berbunyi ”Pemerintah Kuba sepakat untuk memperkenankan Amerika Serikat memperoleh hak-hak untuk melakukan intervensi untuk melindungi kemeredekaan Kuba, pelestarian suatu pemerintahan yang layak untuk melindungi perikehidupan, hak milik dan kebebasan perseorangan...”.

Sepenggal catatan sejarah di atas menunjukkan usaha peletakan batu demokrasi pertama di Kuba. Seperti halnya Australia Collonies Act, sebuah negara bangsa diberi kebebasan untuk mengatur pemerintahan sendiri. Namun, catatan sejarah juga menyatakan bahwa ”...Amerika memperoleh hak-hak untuk melakukan intervensi...”, berarti seketika itu pula demokrasi telah dinodai – seperti yang dikatakan John Markoff di atas – terlebih lagi klaim terhadap demokrasi telah menggunakan nama rakyat ” ...melindungi perikehidupan, hak milik dan kebebasan perseorangan...”.

Berikutnya pemerintahan Kuba seringkali diwarnai pemberontakan dan kudeta. Tahun 1920-an melahirkan kediktatoran Gerardo Machado y Morales. Pemerintah Machado kemudian berhasil digulingkan oleh golongan revolusioner yang dipimpin Sersan Muda Fulgencio Batista y Zalvidar. Namun, yang naik ke kursi presiden justru Ramon Grau San Martin. Batista kemudian pada tahun 1934 mampu mengambil alih pimpinan sebagai diktator dengan bantuan Amerika Serikat. Pada tahun 1944 rezim Batista digeser dan selama delapan tahun Kuba memiliki demokrasi perwakilan. Tetapi pada tahun 1952, Batista kembali mengambil alih pemerintahan.

Dalam periode awal kemerdekaan ini, dapat dilihat bahwa di Kuba sering terjadi perebutan kekuasaan yang diwarnai kudeta oleh militer. Pihak militer selalu turun tangan mengatasnamakan rakyat, dan dengan kekuatan militernya menggulingkan penguasa yang ada. Sebuah catatan dapat diberikan pada kurun waktu 1944-1952 di mana Kuba berhasil melaksanakan demokrasi perwakilan. Inilah demokrasi model Barat yang pertama kali dilaksanakan di Kuba, meskipun di kemudian hari rezim Batista kembali melakukan perebutan kekuasaan.

Pada tahun 1953 muncul sosok pemimpin, yang dikemudian hari akan dicintai rakyat Kuba. Dia adalah Fidel Castro, seorang ahli hukum muda dari Havana. Di dorong atas kediktatoran Batista dan penderitaan rakyat, dia menyerbu barak-barak tentara Kuba di Santiago dan kemudian tertangkap dan diadili. Di pengadilan Castro melakukan pembelaan dan didukung oleh rakyat, maka Castro pun dibebaskan. Selepas dari penjara, Castro pergi ke Meksiko untuk mempersiapkan organisasi dalam rangka melawan Batista.

Pada tahun 1956, Castro mulai menjalankan strateginya tahap demi tahap. Fidel Castro bersama sahabatnya Che Guevara memulai perang gerilya dengan pendaratan di Sierra Maestra hingga kemenangan di Havana.

Pemerintahan Castro adalah pemerintahan revolusioner, pemerintahan yang dikatator-otoriter, namun Castro mengklaim bahwa pemerintahannya adalah semata-mata demi kepentingan rakyat. Selama pemerintahannya Castro berhasil melakukan pendidikan gratis, kebijakan agraria dengan sistem pembagian tanah, peningkatan penghasilan pertanian, dan peningkatan kesehatan.

Namun sikapnya yang tidak menyenagi Amerika menyebabkan Castro menasionalisasikan perusahaan – perusahaan asing di Kuba. Bidang-bidang industri yang diambil alih negara mencakup nyaris seluruh bidang; sektor-sektor produksi dan pengilangan minyak, perusahaan telepon dan listrik, pabrik-pabrik gula yang besar, industri kimia, perusahaan perkeretaapian, pabrik pengolahan karet, pabrik sabun, hingga pabrik rokok dan tekstil. Pada tahun 1960, 80 % GNP (gross National Product) Kuba dikontrol oleh negara, di tangan Fidel Castro.

Selain itu jaminan untuk kalangan menengah menjadi terkorbankan akibat konsentrasi Castro untuk menyejahterakan golongan bawah. Sekelompok orang Kuba dari kalangan menengah ke atas merasa terancam. Mereka memilih melarikan diri ke Miami. Kaum borjuis ini mendapat teman senasib ketika kelompok agama dan kaum konservatif marah besar karena Castro mengambil alih sekolah-sekolah Katolik dan membubarkan upacara keagamaan. Natal tidak lagi menjadi hari libur resmi.

Berikutnya Fidel Castro merasa perlu membendung kekuasaan yang kini ada digenggamannya. Untuk melakukan pembersihan politik, pemerintahan Castro memenjarakan semua orang yang menentangnya. Ia juga membatalkan seluruh pemilihan umum dan mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup.

Karena tindakan Fidel Castro yang memusuhi Amerika Serikat maka Amerika Serikat tanggal 17 April 1961 melakukan invasi di teluk babi yang ternyata kemudian gagal. Kegagalan ini justru membuat Fidel Castro memperoleh 53 juta dolar dalam bentuk makanan dan obat-obatan, dengan imbalan Castro harus membebaskan 1000 lebih tawanan akibat invasi di teluk Babi. Makanan dan obat-obatan tersebut sangat dibutuhkan rakyat Kuba yang menderita kelaparan dan sakit. Popularitas Fidel Castro yang sempat menurun kembali meningkat.

Tanggal 1 Mei 1961 Castro mengumumkan bahwa dirinya adalah komunis. Hal ini disebabkan karena rasa marah dan jengkel Fidel Castro terhadap perlakuan Amerika Serikat terhadap Kuba. Bahkan Weisboard berkata ”terima kasih untuk kebijakan AS yang tolol, yang mendorong Kuba bergerak ke orbit Soviet...”

Setelah kita menelusuri sejarah pada pemerintahan Fidel Castro, maka tidak tampak adanya demokrasi konstitusional, seperti juga yang dikehendaki Amerika Serikat. Bahkan Castro mengangkat dirinya menjadi Presiden seumur hidup, melakukan nasionalisasi perusahaan asing, melakukan kebijakan agraria dengan pembagian tanah, menangkap lawan politik, bahkan membunuh mereka. Jelas semua itu tidak termasuk dalam sistem demokrasi konstitusional.

Meskipun demikian, jika dipandang dari sudut demokrasi komunisme atau demokasi otoritarian (bila Castro belum menjadi komunis), kebijakan – kebijakan Fidel Castro dapat dikatakan memenuhi nilai demokrasi. Fakta pertama adalah bahwa Fidel Castro dicintai rakyatnya, pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis, kehidupan para petani dan para buruh meningkat. Dalam pendidikan bahkan angka melek huruf mencapai 100% (bandingkan dengan Indonesia). Fakta kedua adalah perkataan-perkataan Fidel Castro yang keluar dari mulutnya sekan-akan sudah mendapat legitimasi dari rakyat. Rakyat seakan-akan sudah menyerahkan kekuasaan pada Fidel Castro. Misalnya dalam sebuah perkataannya ” Obatku adalah rakyat!”, ”Aku harus bekerja keras; mengerti dan berbicara kepada rakyat”.

Meskipun demikian, Fidel Castro tidak pernah mengklain dirinya dan negaranya sebagai demokrasi. Seperti dalam ucapannya ”Tak ada lagi pemerintahan demokratis di Amerika Latin, yang ada hanya pemerintahan revolusioner.”, ”Jika Tuan Kennedy tidak senang dengan sosialisme, kami juga tidak senang dengan imperialisme dan kapitalisme"


Ditulis oleh: M.S. Mitchel Vinco (Sejarawan, Pendidik, Budayawan)

Daftar Pustaka

Guevara, Che. 2007. Dari Sierra Maestra hingga Havana. Narasi: Yogyakarta.

Mukmin, Hidayat. 1980. Pergolakan di Amerika Latin. Ghalia Indonesia:Jakarta.

Pambudi, A. 2007. Fidel Castro 60 Tahun Menentang Amerika. Narasi: Yogyakarta.

Prasetyo, Eko. 2006. Inilah Presiden Radikal!. Resist Book: Yogyakarta.